*Hidup ini ibarat warna-warna yang terlukis di kanvas, walaupun tidak semuanya indah, ia tetap menghamparkan sejuta makna*
Sunday, March 27, 2011
* Serupa Tapi Berbeza * ( Dedikasi buatmu suami...)
Bila hubby ku 'berehat' panjang
dari layaaannn... aura hobi tegarnya
Selepas beberapa bulan...
Nah! Inilah hasil
sentuhan kecundang...hahaha...
Dua alam yang amat berbeza
menjadi titian jiwa...
Dulu-dulu...satu, dua, tiga dan banyak ketika
hubby ku... joran, joran dan joran...
Sebaliknya aku berkongsi minat
dengan puteri manisku Amani...
'menari' tinta,mengadaptasi karya...
karya dan karya...
Aahh!! Betapa kontrasnya kita...
tanpa citra romantis remaja
ke hulu, ke hilir berdua memperaga cinta!
Namun syukur padaMu Illahi...
memungkinkan kami terus menghuni
redupan langit kasih di hati...
"Aduuyaaiii...tulun..tulunn..", itu abang Botak sudah cakap, "hhmm...ada brann "? |
Bila hubby ku 'berehat' panjang
dari layaaannn... aura hobi tegarnya
Selepas beberapa bulan...
Nah! Inilah hasil
sentuhan kecundang...hahaha...
Dua alam yang amat berbeza
menjadi titian jiwa...
Dulu-dulu...satu, dua, tiga dan banyak ketika
hubby ku... joran, joran dan joran...
![]() |
kecenderungan yang berbeza ibarat terpisah jagat cakrawala apapun... purnama sama masih kita renungi jua mensyukuri cerah mentari |
Sebaliknya aku berkongsi minat
dengan puteri manisku Amani...
'menari' tinta,mengadaptasi karya...
karya dan karya...
wajah2 puteri kesayangan... (p/s: terima kasih atas segalanya) 'bahu' serta 'sayap'ku... |
Aahh!! Betapa kontrasnya kita...
tanpa citra romantis remaja
ke hulu, ke hilir berdua memperaga cinta!
![]() |
tersimpul rapi di lipatan memori... |
Namun syukur padaMu Illahi...
memungkinkan kami terus menghuni
redupan langit kasih di hati...
![]() |
Di luh mahfuz telah terukir Takdir meski bukan yang pertama semoga dirimu yang terakhir! |
Saturday, March 26, 2011
Friday, March 25, 2011
* Dupa Perpisahan *
Tika semboyan perpisahan
kita bergema
tanggal April, 2003
titis mutiaraku termahal
bukan lantaran terkilan
mahupun derita
justeru robohnya istana cinta...
Betapa ironi...
ia simbol ternokhtahnya
babak-babak samarinda
cerekarama mencengkam jiwa
menyaksikan kita
memegang watak utama
merobek sekeping hati
sembilu kekal stigma diri...
watak seniwati airmata
sehebat Neng Yatimah!
Justeru kau
pelaku kasanovanya...
Sebermula tirai pelamin
anganku musnah
maka terhapuslah semua
episod pendustaan
segunung helah pelbagai alasan
di sebalik topeng misteri wajahmu
konon penyeri harapan ...
selama belasan tahun
serasanya bermati-matian kudamba
namun malangnya...
sejarah pedih duka
hak cipta terpelihara
kudakap akhirnya sebagai piala!
Megahmu; kau obses sekali
menuruti sunnah nabi
satu terisi, masih berbaki
tiga kuota lagi!
Rayuku; jujur dan setialah sayang.
Angkuhmu; usah sesekali dipersoalkan
hubunganmu di luar sana
bersama wanita ikal mayang...
Ahh...Bukankah
dupa perpisahan itu
sebenarnya siap kau tempa
sebaik sahaja
akad kita terjelma..!
![]() |
pohonku ya Allah Maha Pengasih...lindungi serta berkatilah perjalanan hidup hambaMu ini... amin ya rabbal alamin... |
Thursday, March 24, 2011
Fana sebuah meditasi
![]() |
Tuahkah atau Jebat... hmm...barangkali Laksamana Sunan..? ( maaf! sdr RAM...hehe ) |
Keliru bercambah di benak fikir
cuba mengingati malah mentafsir
mungkinkah aku yang tercicir
tepukah memori ke aras fakir..?
Puing-puing yang melekat di jiwa
semakin kejam menjerut alpa
menghantar keluh bertali arus
penuh sangsi dan tanda tanya...
Atlas namanya cuba kuteliti
helai demi helai...ahh!Jahilnya...
apakah maksud peta, lokasi
keliru tak terlerai...
sebegini lamakah aku bermimpi..?
Berkurun terasa dibuai sepi
memaksa aku merenung hakiki
fakta bangsa, sejarah diri
bersarang kesal di lubuk hati...
Laksamana Tuah itukah hamba
riwayat perkasa luhur setia
semangat Melayu berkobar di dada
kudamba kenangan memulih minda
Mungkinkah aku Jebat derhaka?
Atau sekadar hulubalang diraja
kejam sungguh meditasiku rupanya
ghaib sahsiah diriku siapa...
![]() |
teguh semangat Melayu... usah cuma tinggal _ _ layu! |
Susukku menjadi bahan ketawa
aku berpatik, bertuan hamba
digelaknya pula; I, you itu apa?
Dastar tengkolok dibeleknya leka...
Kususuri tebing sungai di rimba
mencari petanda Taming Sari terbenan
jernih tiada, keruh pula tampaknya
angkara siapa, hampirku berdendam...
Bukankah di puncak gunung sepi
kutemui cintaku Gusti Puteri
tiap himbauan gagal kujejaki
mengiyakan Ledang sebuah mimpi..!
![]() |
tika celik mata terbuka terkadang masih kita terleka semoga Melayu tiada alpa di manakah akar umbinya... |
Sunday, March 20, 2011
Salam Terakhir... (coretan memori... Sabtu, 12 Mac, 2011 )
Mak...
hutang airmata yang kupujuk
dengan segala jerih payah
sejak tadi pagi
izinkanlah kulunasi tika ini
kini...
setelah kuyakini
kau sedang enak diulit mimpi...
Empangan pilu
yang kuempang kukuh
sejak siang hari
perlahan-lahan menggigit
tangkai memori..
Mak...
ketahuilah...
jauh di lubuk hati anakmu ini
alam sedar dan yakinku
dipalu hiba yang teramat
terpinga-pinga aku memasang telinga
apakah aku tersilap dengar..?
termangu-mangu aku merakamkan pesanan
apakah aku yang tersalah faham..?
benarkah engkau
yang menitipkan pesanan itu
aduhai emakku..?
Atas nama kasih dan sayangku
yang tidak seberapa ini
jika dibandingkan agungnya
tulus kasihmu...
usah kiranya hatiku
yang tinggal secebis ini diduga lagi...
Pesanmu yang amat menghiris
kau titip dengan senyuman
lagi sangat bersahaja
di hadapan cucumu,
puteri sulungku...
" Kalau atok atau nenek 'pergi' dulu...
orang yang tinggal nanti
termasuk mama awak
dah tentulah menangis...
jadi awak sebagai cucu sulung
dengar dan tengok elok-elok
'barang' yang nenek dah siapkan ini..."
"Ni alas tempat orang-orang
siapkan kain kafan
tuala kecil, tuala besar
masa orang mandikan jenazah...
Ni bantal sebagai pelapik kepala...
Kalau atok yang 'pergi'
ni kain khas untuk dia...
Kalau nenek dulu yang 'pejam mata'
ni kain batiknya...
Kain penutup keranda
guna yang warna hijau
bertulisan jawi ni..."
Ya Allah...Yang Maha Perkasa...
Betapa remuk redam hati kecil ini
mendengarnya
wahai wanita mulia!
Wanita berhati waja
yang telah melahir dan membesarkan aku
dengan penuh rela
tika ayah masih bertugas
dan jauh di mata...
Setia meminjamkan telinga
sudi meminjamkan bahu uzurmu
ketika anakmu ini
amat tidak berdaya..!
Emak...
maafkanlah anakmu yang cengeng ini...
saat teman-teman lain yang seusia diriku
berkongsi ceria dan bahagia
melayani hari tua ibubapa mereka...
aku sekadar mampu
berkongsi bebanan duka
dan kepedihan hidupku
Pun...
tanpa rungutan...
tanpa keluhan...
malah dihiasi sebening redup matamu
kedua tangan yang tidak segagah dulu
tetap menyambutnya penuh sendu...
tidak jemu-jemu...
meniupkan semangat dan dorongan padu
untukku..
melanjutkan gontainya langkah kaki
berteman anak-anak 'piatu' ini...
Emak...
bukan maksudku
menyangkal kebenaran ucap tuturmu...
"janganlah menangis...
mak cakap yang benar...
kan sunat hukumnya
kalau kita mengingati mati..."
tega benar bicaramu...
Wahai emakku...
satu persatu insan yang kukasihi
menjauh pergi...
tanpa pamit jua pesanan
meski...
bertahun-tahun sehingga kini
melodi perpisahan itu masih
berbekas dan membenamkan
kesan yang teramat dalam
ini kan pula membayangkan
abadinya 'pemergianmu'...
Mak...
ampunkan anakmu yang jahil ini
bukan niatku menongkah Takdir
sekadar lara hati
seorang aku...anakmu...
sirna daya andai terpaksa
mengucapkan Salam Terakhir...
(p/s : siapa tahu...melodi Salam Terakhir terlebih dahulu menjemputku...
kerna...siapalah kita yang layak menduga Takdir..!)
Wednesday, March 09, 2011
* Titipan Kasih... *
Di persimpangan ini ya Illahi...
kupilih untuk merindui-Mu
penuh limpah kasih syahdu...
Di celahan rinduku ya Rabbul-Jalil
maha Esa kasih-Mu Al Wahid
bersulam doa dalam sujudku
resapi makna sifat Quddus-Mu
terakam di lantai tafakkur fikir
intaian tersirat di sebalik Takdir
Thursday, March 03, 2011
* Secebis rasa...*
Baru sebentar...
kulontar segugus kunci itu
selama ini pintu kukuhnya
tertutup rapat, serapat-rapatnya...
betapa pun sadisnya episod hidup
dibasahi gerimis hiba
merafak sejuta lara...
Kelesuan membelit jalur urat dan sendi
akhirnya...terpaksa kuakur...
sekujur tubuh tidak bermaya
selama ini kusaluti warna-warna meriah
senyum, gurau dan riang gembira
namun tiada sebesar zarah
ku pertonton merah darah
merantai jiwa...
Baru seketika...
airmataku sederas, sedingin
hulu muara...
mengalir tanpa henti
bisu, sepi menyergapi...
terhiris tanpa suara
sedangkan jeritan kalbu terapung
menujah ke langit ke tujuh!
Bertahun-tahun kupamerkan potret misteri
seorang aku..!
teguh, ampuh, berambisi
namun masih...
kunci itu kemas dalam genggaman
esak tangis, hujanan duka
kupenjarakan di kamar itu
dengan harapan...
aku kan bisa berdramatisasi
menghidangkan kepasrahan buat kalian
biar diriku tampak kuat
memerah kudrat dan keringat
atas nama...hakikat...
Satu saat aku terlupa...
betapa tegarnya hati seorang aku...
pun aku cuma insan biasa!
Temanmu, ibumu, isterimu...
sesekali luntur kekuatannya
dibenam simfoni bisu...
hati berasa amat tergoncang
derai teguh...roboh menaranya...
Masih...
Segugus kunci hampir sedekad
kubawa berlari...
mengutip puing-puing intuisi hidup ini
bersandiwara bak insan sakti
beradiwira roman-roman sejarah
yang membingkai cermin diri
moga terlukis di benak kalian
hanya indah-indah tentang diriku
temanmu, ibumu, isterimu...
kerna kunci emosi tetap tidak kukongsi
dengan siapa pun
insan terhampir diri ini...
Kujulang setinggi awan
gamit rintih yang melanda
kuinjak segala dedebu duka
liar menerpa mata!
Untuk apalah dikongsi segalanya..
hanya sekadar merobekkan luka
pun demikiankah perkongsian rasa..?
Walhal hidup ini masih terlalu jauh
perjalanannya...
kulontar segugus kunci itu
selama ini pintu kukuhnya
tertutup rapat, serapat-rapatnya...
betapa pun sadisnya episod hidup
dibasahi gerimis hiba
merafak sejuta lara...
akhirnya...terpaksa kuakur...
sekujur tubuh tidak bermaya
selama ini kusaluti warna-warna meriah
senyum, gurau dan riang gembira
namun tiada sebesar zarah
ku pertonton merah darah
merantai jiwa...
Baru seketika...
airmataku sederas, sedingin
hulu muara...
mengalir tanpa henti
bisu, sepi menyergapi...
terhiris tanpa suara
sedangkan jeritan kalbu terapung
menujah ke langit ke tujuh!
Bertahun-tahun kupamerkan potret misteri
seorang aku..!
teguh, ampuh, berambisi
namun masih...
kunci itu kemas dalam genggaman
esak tangis, hujanan duka
kupenjarakan di kamar itu
dengan harapan...
aku kan bisa berdramatisasi
menghidangkan kepasrahan buat kalian
biar diriku tampak kuat
memerah kudrat dan keringat
atas nama...hakikat...
Satu saat aku terlupa...
betapa tegarnya hati seorang aku...
pun aku cuma insan biasa!
Temanmu, ibumu, isterimu...
sesekali luntur kekuatannya
dibenam simfoni bisu...
hati berasa amat tergoncang
derai teguh...roboh menaranya...
Masih...
Segugus kunci hampir sedekad
kubawa berlari...
mengutip puing-puing intuisi hidup ini
bersandiwara bak insan sakti
beradiwira roman-roman sejarah
yang membingkai cermin diri
moga terlukis di benak kalian
hanya indah-indah tentang diriku
temanmu, ibumu, isterimu...
kerna kunci emosi tetap tidak kukongsi
dengan siapa pun
insan terhampir diri ini...
Kujulang setinggi awan
gamit rintih yang melanda
kuinjak segala dedebu duka
liar menerpa mata!
Untuk apalah dikongsi segalanya..
hanya sekadar merobekkan luka
pun demikiankah perkongsian rasa..?
Walhal hidup ini masih terlalu jauh
perjalanannya...
Subscribe to:
Posts (Atom)