Saturday, July 30, 2011

..TIADA..




Tiada yang abadi pesan ibu
Seringkali biru akhirnya kelabu...


Tiada yang manis tanpa getirnya
Bertahun mendaki terjunam rebah...




Tiada yang indah tanpa cacatnya
Naif di wajah kusam di jiwa...

Tiada yang kekar di sasa jasad
Tanpa dirawat duka kan tenat...



Tiada yang kekal tanpa izin-Nya
Sedalam kasih kan pergi jua...



Tuesday, July 26, 2011

Marhaban ya Ramadhan..




Hadirnya bukan rahsia...
tak sekadar hakikat cinta
antara hamba dan Maha Pencipta...
tak sekadar nafsu dikuda
penuhi kehendak tepu dijiwa
namun bukti kita tak punya
sebesar zarah di alam fana...




Tibanya kita rai...
sepi mendakap dinihari
khusyuk berlagu kalam Illahi
ke lubuk zahiri jua batini
tika pahala tekun dinanti...




Kunjungmu  Ramadhan Al Mubarak
bukti zat-Nya tiada kemarau
tarawih witir harum semarak
nur iman menepis hati yang galau...


Saturday, July 23, 2011

Dongengan: Titis Awal...CINTA...



Hikayat dongeng dahulukala, dinukilkan tentang wujudnya sebuah pulau dihuni oleh semua jenis perasaan termasuklah bahagia, nestapa, bongkak malah cinta...

Pada suatu hari, tersebarlah satu berita yang amat menggemparkan semua jenis perasaan, pulau yang dihuni mereka akan tenggelam.Tanpa bertangguh, tergesa-gesalah mereka menyiapkan sampan untuk menyelamatkan diri masing-masing kecuali Cinta...tetap tenang kelihatannya. 




Khabar yang disangka palsu itu, benar-benar berlaku.  Hujan lebat tanpa henti selama beberapa hari kian mengirimkan petanda paras laut semakin tinggi dan merbahaya.  Bahkan telahpun menenggelamkan pulau-pulau sekitar.

Tidak terkecuali Pulau Perasaan, mujurlah mereka dapat meninggalkan pulau itu dengan sampan masing-masing.  Hanya Cinta sahaja yang tetap setia di pulau itu.  Cinta terus bertahan sehingga ke detik akhir.




Pulau Perasaan mulai tenggelam sedikit demi sedikit, Cinta lantas tergugah dan memohon bantuan.  Ketika itu, Kemewahan dengan sampannya yang indah melalui pulau yang semakin ditenggelami lautan; Cinta pun memohon ehsan, " Kemewahan, bolehkah kau bawa aku bersama dengan sampanmu yang cantik itu?"
" Ohh Tidak!  Tidak!  Terlalu banyak jongkong emas dan harta benda dalam sampanku, tiada ruang langsung untukmu, Cinta..!"  Cinta hanya termangu-mangu melihat sampan Kemewahan berlalu...


Tidak lama kemudian, kelihatan pula sampan Keangkuhan.  Sampannya yang kelihatan hebat berada hampir dengan Cinta, " Angkuh, tolonglah aku.  Lihat... Aku hampir tenggelam! " sayu terdengar suara Cinta. 
" Ahh...Kau fikir engkau siapa untukku bantu?  Rosaklah kehebatan sampanku ini, kalau engkau aku tumpangkan..! " kejam benar jawapan Angkuh tanpa memperdulikan rintihan Cinta.




Berpaling ke sisi, Cinta terlihat Sepi baru saja ingin meninggalkan pulau itu, maka Cinta pun segera meminta, " Wahai Sepi, kasihanilah aku.  Izinkanlah aku pergi bersamamu, " pintanya dengan suara yang sendu. 
" Oh Cinta... Maafkan aku kerana tidak dapat memenuhi permintaanmu.  Terlalu kosongnya hidupku untuk membiarkan kau menemani.  Tinggallah Cinta...aku sudah biasa keseorangan.., " tukas sepi kembali.


Seketika itu pula sampan Bahagia melintasi.  Tampak gemilang dan mempersonakan sekali.  Namun Bahagia terlalu berbunga-bunga dan ceria hatinya, untuk menyedari kehadiran Cinta di situ.




Tiba-tiba ketika Cinta kebingungan, terdengar suara menyapa, " Ayuhlah Cinta!  Mari kubawa kau bersamaku, " suara yang agak uzur memanggilnya.   Tidak terlukis rasa gembira dan syukur di hati Cinta melihat ada yang sudi menghulurkan pertolongan di saat genting itu.  Sehingga Cinta terlupa untuk bertanya ke mana gerangan destinasi mereka.

Akhirnya mereka pun selamat mendarat.  Terpanggil untuk mengucapkan terima kasih di atas bantuan si tua yang uzur itu, Cinta seraya bertanya kenalannya Hikmah yang sedia menghuni tempat itu, " Hikmah, siapakah si Tua  yang uzur itu?  Dia yang telah membantu aku meninggalkan pulau tadi. "

" Dialah Masa, duhai Cinta... Tidakkah kau mengenalinya? " balas Hikmah dengan pertanyaan pula.

" Masa? " kepalang terkejut Cinta mendengarnya.

" Mengapa Masa sudi membantu aku, Hikmah? "




Diiringi senyuman tulus, Hikmah pun menjawab kembali, " Kerana hanya perjalanan Masa yang mampu memahami betapa bernilainya dirimu, Cinta...! "

Kisah ini sekadar dongengan jua santapan minda untuk lebih mudah kita fahami erti hakikat.  Klasiknya kisah Cinta menghamparkan sebuah hakikat yang perlu diterima jiwa dan raga.  Setelah kita kenali cinta sejujurnya, maka mampu untuk kita terjemah dengan tindakan yang tidak melangkaui landasan hukum dan akal.

Hakikat yang berpaksikan ilmu dan iman agar kita sedar kepentingannya lalu terbimbing ke arah hidup yang diredhai Allah Azzawajalla.  Salah mentafsir, tersesatlah diri lalu kan terjerumus ke lembah penderitaan.  Namun sebaliknya, cinta mampu menjadi momentum ke arah kehidupan dunia akhirat yang lebih abadi dan bererti di sisi yang Maha Esa...



Wednesday, July 20, 2011

Gerimis...sirnalah!





Perpisahan seringkali disifatkan tragedi yang amat melukakan hati.  Selepas berpisah, terkadang kita berasa terpinggir dan terbuang.  Bahkan senyuman yang terpamer di bibir insan-insan sekeliling, tah mengapa terkesan di hati bagai umpatan..! 


Lorong hidup tampak semakin sempit dan  menyakitkan...Tanyalah sejujurnya ke dalam diri...' Paranoidkah aku atau sekadar mimpi ngeri...?'




Ayuhlah hati yang ditimpa gerimis..!


Kisah pahit dilupa jangan kerana tidak semua kita punya kesempatan melalui momen getir itu.  Usah menuding jari lantas menyifatkannya sebagai malapetaka...lantaran cuma insan terpilih, dirinya diduga sebegitu rupa...Redhakan segala takdir yang menimpa lalu bergurulah menerusi pengalaman yang ada..!

Menangislah kiranya ia mampu menyurutkan sakit dan pedih yang menggunung... Namun usah biarkan diri terus hanyut, kesal, merintih dan meratap sehingga ke hujung usia.  Kecewa telah ternukil menjadi monumen sejarah...





Tiba ketika semangat bangkit, seraplah segala kesakitan yang menular hingga suatu tahap sakit dan hati kita bersimpul mati..Akhirnya,  kita pasrah lalu menginsafi bahawa perpisahan itu adalah anugerahNya termahal yang tidak mampu kita ungkapi dengan kata-kata. Siapa sangka, rupa-rupanya ternokhtah hikmah di sebalik kelukaan yang ada..!

Saturday, July 16, 2011

Tanpa Sepatah Kata


Terngiang-ngiang alunan suara
terbayang di mata tawa meriah
riuhnya saat kau tawar diri
menyanyi buat kami hiburkan hati...

Pernah berjanji takkau mungkiri
malah pintamu agar kuyakini
perjuangan total masa hadapan
suatu ketika redup dan suram...











Sesungguhnya...

kolam mataku tak pernah kering
doa harapan amat seiring
hanya kerana redha dan pasrah
memujuk hati biarpun payah...

Rejaman takdir kusambut tenang
merobek hatiku kiri dan kanan
malah setiap penjuru angin
berasa gersang teramat dingin...





Tuba di tangan kuteguk jua
sangkaku penawar segala gundah
namun kian meracun jiwa
parut silam kembali berdarah...


Wednesday, July 06, 2011

Kristal Biru - Dilema 2



Lelah aku berlari
memburu bilur cahaya
tergoda erti jujurnya
namun...
jelas redam di kaki mega.


Lalu sejenak aku terpana
menafsir sungging tipismu
menyatu makna saudara
sungguhkah mengerti detik sukarku?















Tiada...
Hampa...
temuku cuma serelung gelita
kabut ketulusan jelas tiada menyapa
malah parasku jua tiada kau kerling
jauh...
nun jauh kau tafsir dingin.


Mengapa sekian saat aku terkilan
tiada pantaskah wujudku di matamu?
Pun...
idolaku bagai hatinya beku
menyudutkan aku si kristal biru
terus-terusan menuding jari
menyanggah hakikat Takdir Illahi
tega menongkah karma berduri
di penjuru hati yang tinggal sejuring...


Ketahulah...
erti bersama bukan tika riangku
erti saudara mungkin kau alpa
namun onak yang menerobos rengkung
masih lekat mengendong dugaNya..




Sayang sekali...
telunjukmu yang kau tuding di dahi
sukar kusirna biar bergulung sejarah
sanggah jeruak ratapan diri.

Kumasih memujuk hati
masih telus muhasabah diri
tidak pantaskah aku di sini
umpama mahumu, degarmu
atau harus kutelan saja
biar betapa lencun di hati menyapa...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...