Saturday, April 30, 2011

* Kabut misteri cinta...* ( buat renungan sahabatku... )



 Hati kecil terus berbicara,
menggetar naluri dan membisikkan kalimat-kalimat indah. 
Semakin ingin melupakan, semakin ianya jelas terbayang...
Menari-nari dan berlegar di ruang ingatan. 
Sesuatu yang indah untuk dirasai
namun hadirnya terkadang menjanjikan kepedihan.




musim2 cinta...


Misteri cinta memang luar biasa... 
Hakikatnya ia suatu nikmat lalu nikmatilah cinta dan usah tangisi ia.Justeru hadirnya cinta untuk dinikmati dan dihargai bukan untuk ditangisi. Tatkala kalian menangis gara-gara cinta, maka tinggalkanlah cinta itu.  Cinta tidak harus dihanyutkan oleh titisan airmata.  Ia sepatutnya menzahirkan bahagia, ceria dan tawa.







Cinta ialah anugerah Illahi yang seringkali sukar dimengerti...
Semakin kalian menyatakan tidak, sebenarnya hati kecil telah tersimpul mati dalam untaian cinta itu sendiri.
Semakin jauh cuba melarikan diri, semakin ia memburu dan menghampiri. 
Setiap detik beredar, getar rasa akan teruji antara rindu kasih tidak tergapai. 
'Tergugahkah andai berpisah atau aku hanya kabut yang tidak bisa menyentuh hatimu...' begitu hati kecil berlagu. 




pohonkan redhaMu...



          Misterinya cinta, ia menuntut belaian sayang setiap masa.  Tatkala fikiran terpaku mengingatinya dalam tiap langkah kehidupan, jiwa rasa bagai terpenjara...Lantas, berilah kesempatan bagi diri kalian untuk menikmati bahagia lalu meyakininya...Andai benar ia mungkir kemudian hari, sekurang-kurangnya warna warni bahagia pernah terlakar di kanvas jiwa...




buatmu reen...hehe...walau tersembunyi, masih jelas di mataku...


          Kesyahduan rasa sesungguhnya bukan diterjemah melalui jasad semata-mata tetapi sewaktu kalian memenangi piala kasihnya yang luhur kerana apabila sekali cinta terpahat di hati, ia akan kekal di situ meskipun yang tinggal hanya serpihan jua memori retak seribu...Kemurniaan hati hanya kita yang berhak menilainya kerana ia total milik kita.  ' Terukir di hati adalah namamu, terlukis di mata ialah senyumanmu; bergema tiap waktu hanya suaramu.  Hanya kamu...tidak kan pernah hilang rindu di kalbu...', manisnya melodi syahdu...




cinta tulus dan agung hanya milikNya...



          Namun andai maksud kasih sekadar bayangan, impian ternokhtah oleh dugaan...memori masih kekal di situ, bersemadi di pusara waktu kerana begitu lumrah cinta...berbicara dalam bahasa yang cuma dimengerti oleh dua jiwa...




semoga bahagia sahabat, pesanan 'penaja'...jangan tunggu lama-lama.!!

Impian Sirna ( sekuel 'Kabut Misteri Cinta'...khas buat sahabat )



sekadar lidah tidak bertulang...


Usah kau tanyakan teman...
mengapa dia semakin menjauh
pun semakin jauh...
tika suaranya tiba-tiba hilang
tergantung di bingkai awan
lalu lebur...
berderai menjadi titisan hujan...


Usah kau tangiskan teman...
bhait-bhait bicara yang terakam
di lubuk nurani tika peri malam
lakaran indah masa hadapan
nyatanya kian gersang di pojok suram




Ingatlah..!Jiwa yang kuat terhasil daripada ujian
yang pernah dilalui sebelumnya...


Hentikan manis imagimu teman...
mahligai tersergam di seberang lautan
tiada kau terduga kejamnya gelombang
menghempas, meredam istana harapan
kelak tiada daya hatimu mengapung rindu...


Usah kau berasa aneh teman...
mengapa rintih kalbumu turut kutangisi
titisan mutiara jernih kukalungkan di dada ini
menyongsong derita, hampa kenangan silam
di kartu ronyok terbenam di lembah hitam...




Ayuhlah teman...
kubawa kau jauh dari perbukitan ini
usah kau hiraukan lagi rajuk pelangi
atau benih sayang cuba kau cambahi
di lereng tandus serba menyebalkan hati...


Biarpun bertatih izin kupimpini
ke denai hikmah terbentang kudrat Illahi
sesungguhnya termahal, kemilau airmata
terselindung di sebalik pasrah dan redha
moga pedih lara kan dinokhtahi bahagia...



doaku sentiasa menemanimu, teman...

Tuesday, April 26, 2011

Di sebalik tirai mimpi...














Dua anak gadis kecil itu
kurenungi tanpa berkerdip mata
benar-benar kuperhati dari sini
jarak tidak seberapa depa
bagai skrin tv plasma, kurasa!


Tiada tergugah tampaknya keriangan mereka
sambil berpimpinan tangan
menyanyi-nyanyi kecil amat ceria
lebih kurang sebaya usia
berambut lurus, paras sederhana
namun...tulusnya gelak senda itu
menghantar denyut-denyut isyarat
ke seluruh saraf
lalu menyentak sangkar mindaku...


Tersungging senyuman polos murni
automatis segar di mata dan hati
tatkala mereka perlahan kuhampiri...
berT-shirt putih, bermata bening
Nur yang manis kusalami...
bersawo matang, tersenyum mungil
si comel Alin kusentuhi..!




Tiba-tiba...
Jari telunjukku pantas ke dagu
mendarat beberapa ketika di situ
alangkah simpang siur tanda tanya
pernah kutemui mereka berdua
tapi kulupa...di mana agaknya..?


Jemari mulus, kecil dan dingin
kupimpin mesra jalan berdamping
melewati kaki lima yang berderetan
peniaga jua khalayak pelbagai ragam...


"Sebenarnya kalian dari mana
ke mana tujuan, sayang...?"
pemilik nama Nur itu
mati langkahnya seraya lembut berkata,
" Kami sudah lama tersesat...
kami sebenarnya bukan adik dan kakak
rumah kami pun bukannya dekat-dekat
tapi kami bertemu di simpang sana
sama-sama ingin pulang, " lirih tuturnya...
" Yaa...beberapa kali kami singgah di sini
kebetulan bertemu di simpang ini
malangnya masih belum berjumpa
kami rindukan mereka..!" esak Alin,
sambil menyeka airmata..


















Pipi-pipi mulus nanda kecil itu
kuusap penuh kasih dan mesra
ya Rabbi, kasihannya...
masih sekecil ini sudah hilang punca
bagaimana makan minumnya...
berbumbung langitkah tidur mereka
ahhh... benar-benar dunia ini sudah gila
anak mengusung rindu sini sana
masakan berpeluk tubuh sahaja...
aduhaii...sunguh-sunguh keterlaluan
naluri insan akhir zaman!!


Lantas ku rendahkan tubuh separas mereka
entah mengapa galau menyapa
lenyap cahaya di perdu mata
terkesima diriku sudahnya...
tatapan kalian terlalu berbeza
tulus, redup, sendu dan menyentuh jiwa
tanpa bicara namun naluriku pantas bertanya,
" Apa yang mampu kubantu, anak-anakku..?"




Aduh...hairan sungguh...
tak semena-mena naluri keibuanku disapa hiba
mengundang lurah pipiku dihujani airmata...
" Kalau boleh tolong sampaikan hadiah kecil kami
buat mereka selama ini ternanti-nanti...
Khabarkan kami baik-baik sahaja di sini
kami tenang dan sejahtera
kami pasti ramai sekali yang menyayangi
kami sedar ramai sungguh yang merindui
salam kasih...ayah, ibu dan semuanya...!
Akhirnya...aku yang terpempan hilang bicara!!


Tika langkah gontai mereka kian menjauh
lambaian tanganku kaku tidak bersapa...
Lantas hadiah kecil itu kusoroti jua
bagai ingin tercabut mataku dari soketnya...
bagai terhenti kesemua fungsi deria
tubuhku longlai bak objek hilang graviti
terjelepuk aku di simpang awal mereka kutemui
peluh memercik di pelipis dan di dahi
tatkala kalimat itu rakus kutatapi
air jernih bergulir sepi...

















' Usah ditanya ke mana hilangnya Nurin...
maaf, penyepit rambut itu kini tinggal memori
usah dinanti Sharlini di buai taman yang sunyi
duhai keluarga, temanku sejati...
kerna tawa kita kini cuma kenangan
kasih kalian tersemat kukuh
relakan perpisahan ini tanpa keluh
biarpun terlalu awal kami berlabuh...
atas nama suratan
dendam belum kesampaian...
kenangi kami dalam doa kalian...


       ( berjuta maaf kupohonkan kiranya ada hati yang tersentuh...sekadar ingin melarik bilah ingatan jua janji-janji belum tertunaikan...dedikasi kehilangan yang amat menyentuh hati kita lama dahulu...sehingga kini
tiada keadilan
 buat mereka yang telah 'pergi'...
mungkinkah kekal menjadi misteri..?)



apa yang pasti...di padang Mahsyar, tiada kan terlepas segala perhitungan...!!            

Sunday, April 10, 2011

* intai puisi *: Kala Mata Enggan Terlena

* intai puisi *: Kala Mata Enggan Terlena: "Sebegini larut hening memugar buana rembulan pudar cuba kujejaki sinarnya biarpun cuma sejalur...ayuhlah menyapa biasi kaku jendelaku......"

Kala Mata Enggan Terlena





Sebegini larut hening memugar buana
rembulan pudar cuba kujejaki sinarnya
biarpun cuma sejalur...ayuhlah menyapa
biasi kaku jendelaku...payungi gelita
asyik membelenggu jagat raya.
Melodi sendu masih berlagu...kelabu di sini
menarikan not-not emosi yang tersendiri
layar diri mampir bertingkah dalam ilusi
lalu mengetuk dinding kamar hati ini.
















Duhai malam
 di bilur waktu...sungguh insan sepertiku
merindui harum asli santunmu
lembut hamparan murni pawana
lewat derai embun bertitisan
menemani indah lelap anak Adam.
Di persadamu jua malam...
sepertiga waktu antara lena dan jaga
segelintir perindu kasih Khaliqnya
meninggalkan enak pembaringan...
himpun ke sisi selaut manis mimpi
dipaksa berakhir seawal subuh sepi.




tuk mengalungkan kudus kasih buatMu
ya Azzawajalla...ya Rabbul Izzati...
seluruh raga sujud melafaz syahdu
basah lidah mengalunkan kalimahMu
segunung harapan penuh pasrah
meluruhkan kalbu separas lembah
insafi kenaifan diri cuma sementara
bertunjangkan paksi munajat kalamullah
bersendikan bhait-bhait doa taubat
menhimbau dosa yang terhimpun, termuat
dek batas usia kian sempit dan sendat.















Damba beningmu wahai malam...
mengusung firasat sedhaif hamba
ke alam jiran bersebelahan
seawal jodoh yang Kau takdirkan
untuk sekalian makhluk bergelar insan.
Penghijrahan tulen demikian hebat
ditunggu setia pasangan Malaikat
tiada kan kudakapi indah purnama
tiada beza cerah dan gelita
sekadar talam emas tahkan tembaga
yang kutadahi, kuisi titip-titip doa
saudara, teman jua cahayamata
sekian lama sangat dekat di hati
tanda diriku redupi rimbun memori...




Kudusnya doa kalian yang ditinggalkan
ibarat lentuk kerdipan dian
sebagai pengganti cahayamu rembulan
mohon tidak berseliseh rusuk kiri dan kanan
kerna hambatan dosa dan perbuatan...
Lalu kuseru semangat alpa dan tenggelam
terdidiklah mensyukuri rahmat-nikmat
harapan, kehendak segunung pinta
usahlah purnama jadi rajuk nostalgia
usah pungguk diajuk ceritera lambang setia
lantaran bak laranya cinta mereka
kita pun tetamu di bumi yang fana...












        






Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...