Saturday, July 23, 2011

Dongengan: Titis Awal...CINTA...



Hikayat dongeng dahulukala, dinukilkan tentang wujudnya sebuah pulau dihuni oleh semua jenis perasaan termasuklah bahagia, nestapa, bongkak malah cinta...

Pada suatu hari, tersebarlah satu berita yang amat menggemparkan semua jenis perasaan, pulau yang dihuni mereka akan tenggelam.Tanpa bertangguh, tergesa-gesalah mereka menyiapkan sampan untuk menyelamatkan diri masing-masing kecuali Cinta...tetap tenang kelihatannya. 




Khabar yang disangka palsu itu, benar-benar berlaku.  Hujan lebat tanpa henti selama beberapa hari kian mengirimkan petanda paras laut semakin tinggi dan merbahaya.  Bahkan telahpun menenggelamkan pulau-pulau sekitar.

Tidak terkecuali Pulau Perasaan, mujurlah mereka dapat meninggalkan pulau itu dengan sampan masing-masing.  Hanya Cinta sahaja yang tetap setia di pulau itu.  Cinta terus bertahan sehingga ke detik akhir.




Pulau Perasaan mulai tenggelam sedikit demi sedikit, Cinta lantas tergugah dan memohon bantuan.  Ketika itu, Kemewahan dengan sampannya yang indah melalui pulau yang semakin ditenggelami lautan; Cinta pun memohon ehsan, " Kemewahan, bolehkah kau bawa aku bersama dengan sampanmu yang cantik itu?"
" Ohh Tidak!  Tidak!  Terlalu banyak jongkong emas dan harta benda dalam sampanku, tiada ruang langsung untukmu, Cinta..!"  Cinta hanya termangu-mangu melihat sampan Kemewahan berlalu...


Tidak lama kemudian, kelihatan pula sampan Keangkuhan.  Sampannya yang kelihatan hebat berada hampir dengan Cinta, " Angkuh, tolonglah aku.  Lihat... Aku hampir tenggelam! " sayu terdengar suara Cinta. 
" Ahh...Kau fikir engkau siapa untukku bantu?  Rosaklah kehebatan sampanku ini, kalau engkau aku tumpangkan..! " kejam benar jawapan Angkuh tanpa memperdulikan rintihan Cinta.




Berpaling ke sisi, Cinta terlihat Sepi baru saja ingin meninggalkan pulau itu, maka Cinta pun segera meminta, " Wahai Sepi, kasihanilah aku.  Izinkanlah aku pergi bersamamu, " pintanya dengan suara yang sendu. 
" Oh Cinta... Maafkan aku kerana tidak dapat memenuhi permintaanmu.  Terlalu kosongnya hidupku untuk membiarkan kau menemani.  Tinggallah Cinta...aku sudah biasa keseorangan.., " tukas sepi kembali.


Seketika itu pula sampan Bahagia melintasi.  Tampak gemilang dan mempersonakan sekali.  Namun Bahagia terlalu berbunga-bunga dan ceria hatinya, untuk menyedari kehadiran Cinta di situ.




Tiba-tiba ketika Cinta kebingungan, terdengar suara menyapa, " Ayuhlah Cinta!  Mari kubawa kau bersamaku, " suara yang agak uzur memanggilnya.   Tidak terlukis rasa gembira dan syukur di hati Cinta melihat ada yang sudi menghulurkan pertolongan di saat genting itu.  Sehingga Cinta terlupa untuk bertanya ke mana gerangan destinasi mereka.

Akhirnya mereka pun selamat mendarat.  Terpanggil untuk mengucapkan terima kasih di atas bantuan si tua yang uzur itu, Cinta seraya bertanya kenalannya Hikmah yang sedia menghuni tempat itu, " Hikmah, siapakah si Tua  yang uzur itu?  Dia yang telah membantu aku meninggalkan pulau tadi. "

" Dialah Masa, duhai Cinta... Tidakkah kau mengenalinya? " balas Hikmah dengan pertanyaan pula.

" Masa? " kepalang terkejut Cinta mendengarnya.

" Mengapa Masa sudi membantu aku, Hikmah? "




Diiringi senyuman tulus, Hikmah pun menjawab kembali, " Kerana hanya perjalanan Masa yang mampu memahami betapa bernilainya dirimu, Cinta...! "

Kisah ini sekadar dongengan jua santapan minda untuk lebih mudah kita fahami erti hakikat.  Klasiknya kisah Cinta menghamparkan sebuah hakikat yang perlu diterima jiwa dan raga.  Setelah kita kenali cinta sejujurnya, maka mampu untuk kita terjemah dengan tindakan yang tidak melangkaui landasan hukum dan akal.

Hakikat yang berpaksikan ilmu dan iman agar kita sedar kepentingannya lalu terbimbing ke arah hidup yang diredhai Allah Azzawajalla.  Salah mentafsir, tersesatlah diri lalu kan terjerumus ke lembah penderitaan.  Namun sebaliknya, cinta mampu menjadi momentum ke arah kehidupan dunia akhirat yang lebih abadi dan bererti di sisi yang Maha Esa...



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...