Tuesday, April 26, 2011

Di sebalik tirai mimpi...














Dua anak gadis kecil itu
kurenungi tanpa berkerdip mata
benar-benar kuperhati dari sini
jarak tidak seberapa depa
bagai skrin tv plasma, kurasa!


Tiada tergugah tampaknya keriangan mereka
sambil berpimpinan tangan
menyanyi-nyanyi kecil amat ceria
lebih kurang sebaya usia
berambut lurus, paras sederhana
namun...tulusnya gelak senda itu
menghantar denyut-denyut isyarat
ke seluruh saraf
lalu menyentak sangkar mindaku...


Tersungging senyuman polos murni
automatis segar di mata dan hati
tatkala mereka perlahan kuhampiri...
berT-shirt putih, bermata bening
Nur yang manis kusalami...
bersawo matang, tersenyum mungil
si comel Alin kusentuhi..!




Tiba-tiba...
Jari telunjukku pantas ke dagu
mendarat beberapa ketika di situ
alangkah simpang siur tanda tanya
pernah kutemui mereka berdua
tapi kulupa...di mana agaknya..?


Jemari mulus, kecil dan dingin
kupimpin mesra jalan berdamping
melewati kaki lima yang berderetan
peniaga jua khalayak pelbagai ragam...


"Sebenarnya kalian dari mana
ke mana tujuan, sayang...?"
pemilik nama Nur itu
mati langkahnya seraya lembut berkata,
" Kami sudah lama tersesat...
kami sebenarnya bukan adik dan kakak
rumah kami pun bukannya dekat-dekat
tapi kami bertemu di simpang sana
sama-sama ingin pulang, " lirih tuturnya...
" Yaa...beberapa kali kami singgah di sini
kebetulan bertemu di simpang ini
malangnya masih belum berjumpa
kami rindukan mereka..!" esak Alin,
sambil menyeka airmata..


















Pipi-pipi mulus nanda kecil itu
kuusap penuh kasih dan mesra
ya Rabbi, kasihannya...
masih sekecil ini sudah hilang punca
bagaimana makan minumnya...
berbumbung langitkah tidur mereka
ahhh... benar-benar dunia ini sudah gila
anak mengusung rindu sini sana
masakan berpeluk tubuh sahaja...
aduhaii...sunguh-sunguh keterlaluan
naluri insan akhir zaman!!


Lantas ku rendahkan tubuh separas mereka
entah mengapa galau menyapa
lenyap cahaya di perdu mata
terkesima diriku sudahnya...
tatapan kalian terlalu berbeza
tulus, redup, sendu dan menyentuh jiwa
tanpa bicara namun naluriku pantas bertanya,
" Apa yang mampu kubantu, anak-anakku..?"




Aduh...hairan sungguh...
tak semena-mena naluri keibuanku disapa hiba
mengundang lurah pipiku dihujani airmata...
" Kalau boleh tolong sampaikan hadiah kecil kami
buat mereka selama ini ternanti-nanti...
Khabarkan kami baik-baik sahaja di sini
kami tenang dan sejahtera
kami pasti ramai sekali yang menyayangi
kami sedar ramai sungguh yang merindui
salam kasih...ayah, ibu dan semuanya...!
Akhirnya...aku yang terpempan hilang bicara!!


Tika langkah gontai mereka kian menjauh
lambaian tanganku kaku tidak bersapa...
Lantas hadiah kecil itu kusoroti jua
bagai ingin tercabut mataku dari soketnya...
bagai terhenti kesemua fungsi deria
tubuhku longlai bak objek hilang graviti
terjelepuk aku di simpang awal mereka kutemui
peluh memercik di pelipis dan di dahi
tatkala kalimat itu rakus kutatapi
air jernih bergulir sepi...

















' Usah ditanya ke mana hilangnya Nurin...
maaf, penyepit rambut itu kini tinggal memori
usah dinanti Sharlini di buai taman yang sunyi
duhai keluarga, temanku sejati...
kerna tawa kita kini cuma kenangan
kasih kalian tersemat kukuh
relakan perpisahan ini tanpa keluh
biarpun terlalu awal kami berlabuh...
atas nama suratan
dendam belum kesampaian...
kenangi kami dalam doa kalian...


       ( berjuta maaf kupohonkan kiranya ada hati yang tersentuh...sekadar ingin melarik bilah ingatan jua janji-janji belum tertunaikan...dedikasi kehilangan yang amat menyentuh hati kita lama dahulu...sehingga kini
tiada keadilan
 buat mereka yang telah 'pergi'...
mungkinkah kekal menjadi misteri..?)



apa yang pasti...di padang Mahsyar, tiada kan terlepas segala perhitungan...!!            

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...